Oleh: Elisabeth Uru Ndaya.
Media digital berperan besar dan memiliki dampak yang luas. Kita lebih mudah berpartisipasi, berbagi dan bertukar informasi secara cepat dan transparan. Dengan hadirnya media sosial menjadikan kita bebas membuat berita dan memberikan dampak kepada orang banyak sebaliknya bagi yang mengkonsumsi informasi juga bebas menikmati yang diinginkan melalui media digital. Seperti cerita dari kelompok tenun Kawara Panamung desa Tanatuku yang sudah 2 tahun berjalan, dan terus membagi cerita kegiatan lewat media sosial. Proses demi proses dibagikan dalam cerita dan foto lewat Whatsapp, Fb, cerita Blog, maupun Youtube.
Melalui
media, Kawara Panamung dikenal orang lain, apalagi cerita kelompok tenun ini berbeda
dengan kelompok tenun pada umumnya, karena kelompok ini berangkat dari
ketidaktahuan akan pembuatan kain tenun ikat. Mereka adalah pemuda dan ibu-ibu
yang bukan dari keluarga pengrajin tenun melainkan petani. Oleh sebab itu,
cerita sepak terjang kegigihan kelompok inilah menjadi cerita di media. Lewat media
digital jugalah, saat ini kelompok tenun Kawara Panamung mendapatkan perhatian
khusus dari dokter Handayani, seorang dokter yang tengah bertugas di Kecamatan
Pahunga Lodu, wilayah bagian timur Sumba Timur, dengan menyumbangkan benang 17
bantal dan satu pasang alat gulung benang untuk kelompok tenun Kawara Panamung.
Ketertarikan beliau akan kelompok tenun ikat ini bermula dari melihat postingan aktivitas peserta kelompok tenun di pertengahan tahun 2021, dan pada bulan Agustus 2021 dr. Handayani datang mengunjungi kelompok tenun yang saat itu yang sedang mengerjakan benang. Setelah kunjungan tersebut kelompok tenun Kawara Panamung terus dipantau lewat media sosial hingga di April 2022 dr.Handayani memutuskan untuk membantu memperlancar program kerja dari kelompok tenun Kawara Panamung. Selain benang dan alat gulung yang disumbangkan, dr.Handayani juga berkomitmen untuk membantu peserta dalam teknik pemasaran. Ia melihat ada semangat kekompakkan yang dilakukan oleh peserta kelompok tenun di Tanatuku dalam melakukan ketrampilan tenun dan berharap benang yang sudah dibagikan bisa menghasilkan selendang dan sarung sehingga bisa langsung dipasarkan dengan harga yang sesuai.
Benang
17 bantal dari dr. Handayani dibagikan ke peserta kelompok tenun Kawara
Panamung untuk segera dikerjakan (9/04/2022). Peserta kelompok tenun pun sangat
senang dan bersyukur ada orang baik yang bersedia membantu. Elisabeth Uru Ndaya
sebagai pendamping program memberikan arahan kepada kelompok tentang pentingnya
melek media digital, karna berkat media digital kelompok dipertemukan dengan
orang baik yang tidak dikenal sebelumnya. Peserta kelompok tenun diharapkan
tetap giat dan kompak dalam mengerjakan ketrampilan tenun. Dengan hadirnya
program Multiplikasi Stube HEMAT di Sumba menjadikan perempuan-perempuan yang
ada di Desa Tanatuku memiliki ketrampilan tenun dan melek digital. ***
Komentar
Posting Komentar