Oleh: Multiplikator Stube HEMAT Sumba
Sabtu (20/03/2021), bertempat di desa Prai Paha, Kecamatan Nggaha Ori Angu, dilaksanakan Kunjungan dan Diskusi serta berbagi pengalaman dengan para peternak yang sekitar satu tahun lebih masih bertahan di tengah mewabahnya penyakit ternak babi. Informasi terakhir diperkirakan babi yang tersisa dari total populasi yang ada di Sumba Timur tinggal 20% saja. Bersama dua peternak sebagai narasumber yakni Yohanes Rada Muri dan Benyamin Tonga Retang, yang masih menjalankan praktek ternak semi tradisional dan saat ini masih memiliki ternak sehat 14 ekor dan 12 ekor dalam kandang, diskusi dan kunjungan ini diikuti 29 peserta yang terdiri dari para peternak, pemuda gereja dan mahasiswa.
Beberapa langkah yang dilakukan untuk bertahan dari virus adalah sbb:
1. Selain bersih supaya bebas kerumunan lalat dan nyamuk, kandang ternak
harus terisolasi dan tidak semua orang boleh masuk kandang. Ternak mereka tidak
berhubungan dengan dunia bebas (seperti kasus Corona pada manusia)
2. Suntikan vitamin untuk ternak dilakukan setiap 2 bulan sekali dengan
cara disuntik sendiri oleh pemilik.
3. Makanan ternak diambil dari lingkungan sekitar, seperti pau, jagung, ubi
kayu dll. Makanan sisa yang berhubungan
dengan daging babi dijauhkan sama sekali.
4. Yang mengurus atau memberikan makan pada ternak adalah pemilik atau orang yang tidak berhubungan dengan ternak babi atau daging babi dari luar, dan babi tidak boleh keluar dari kandang, tidak boleh berhubungan dengan hewan lain seperti anjing atau ayam.
Meskipun dua peternak ini bisa bertahan, tetapi mereka tetap waspada karena
takut ternak mereka terkena virus dan babi yang ada di kandang mereka adalah
anak babi yang dihasilkan dari induk dan pejantan dilokasi tersebut. Dari
kunjungan ini peserta berinisiatif melakukan
karantina wilayah dengan membatasi keluar masuknya babi dari tempat lain agar ternak
babi dapat bertahan dari virus. ***
Komentar
Posting Komentar