Oleh: Elisabeth Uru Ndaya
Pada lembaran kain tenun, yang paling
menonjol adalah bentuk-bentuk desainnya. Desain motif memancarkan nilai-nilai keindahan atau estetika yang
sangat menarik sebagai karya seni yang berkualitas sebagai perwujudan
keindahan manusia dan alamnya. Desain motif ada berbagai macam; ada yang satu motif
saja, dua motif atau lebih, pengulangan motif, kombinasi motif, berbentuk garis, bidang, dan warna. Seperti penjelasan perajin tenun senior Kornelis
pada
pertemuan sebelumnya, desain motif yang dipakai adalah bentuk pengulangan motif dan
kombinasi, pada umumnya
dia sering memakai gambar manusia, habak, bunga, mamuli,
penyu, motif andung (tengkorak manusia), ayam, kuda, rusa dan bebek. Kornelis
menyarankan peserta kelompok tenun belajar mendesain motif dengan contoh desain yang ada pada
kain tenunan miliknya.
Peserta kelompok tenun Stube-HEMAT mencoba belajar mendesain motif bersumber pada gambar desain motif kain tenun milik Kornelis (Rabu, 10/03/2021). Dari beberapa motif yang tersedia, ada yang belajar mendesain motif bunga, manusia, ayam, mamuli bahkan motif tengkorak. Peserta sangat antusias dalam melatih diri mereka mendesain gambar motif. Dengan menggunakan pensil warna, crayon dan pulpen, peserta mulai mendesain gambar motif di atas kerta hvs putih berukuran A4 dan mewarnai dengan berbagai warna yang mereka sukai. Mereka berharap dengan berlatih seperti itu akan memudahkan mereka dalam mendesain motif tenun langsung pada benang motif nantinya.
Sambil menggambar, peserta juga saling berbagi permasalahan yang mereka jumpai dalam kehidupan, selalu ada topik dibahas, tertawa dan menangis bersama jika ada salah satu dalam keadaan kurang baik. Dengan berbagai topik permasalahan yang dialami membuat saya sebagai pendamping sadar dan paham bahwa hadirnya program Multiplikator dan terbentuknya kelompok tenun menjadi wadah bagi perempuan yang hidup dalam budaya Sumba untuk saling berbagi dan menguatkan.
Peserta
kelompok kembali berkumpul untuk melepas kembali ikatan tali rafia pada benang
motif yang sudah melalui
proses pewarnaan (Rabu, 17/03/2021). Benang motif yang akan menghasilkan
22 lembar sarung tersebut dibuka satu persatu dan dibersihkan hingga benang
motif terlihat bersih tanpa lilitan tali raffia, selanjutnya masuk tahapan
akhir yaitu menenun. Alat-alat tenun sudah mulai dilengkapi dan peserta diharapkan mengikuti
setiap tahapan yang ada agar kedepannya tidak mengalami kesulitan dalam mengendalikan
sarung yang ingin ditenun.
Hadirnya
program ini terus memberi nilai positif dan manfaat tidak hanya untuk peserta
kelompok tenun tetapi juga
elemen masyarakat supaya
mencintai budaya lokal dengan mengetahui ada program tenun di Tanatuku.***
Komentar
Posting Komentar