Oleh: Frans Fredi Kalikit Bara
Tanah adalah media alami yang
dibutuhkan petani untuk bercocok tanam. Langkah pertama yang harus dilakukan
oleh petani sebelum melakukan proses penanaman adalah melakukan proses
pengolahan atau persiapan lokasi penanaman.
Dalam proses ini harus bisa dipastikan derajat keasaman tanah. Tujuan dari hal
ini adalah untuk memastikan tingkat kesuburan tanah pada lokasi tertentu.
Kondisi PH tanah yang baik berada di kisaran angka 6,5–7,5. Sedangkan PH tanah
yang berada di angka enam kurang baik untuk tanaman sebagai media tumbuh. Tanah
sebagai media tumbuh diibaratkan seperti tempat tidur bagi tanaman yang mampu
memberikan kenyamanan, apabila tempat tidurnya kurang nyaman maka tanaman pun
tidak akan mengalami pertumbuhan maksimal.
Ada beberapa ciri yang akan ditampilkan oleh tanaman, apabila tanah berada dalam kondisi PH asam atau PH netral. Ciri–ciri tanaman yang tumbuh pada tanah yang asam yaitu; kondisi tanaman akan kerdil karena pertumbuhan akar terhambat sehingga tidak mampu menyerap unsur hara secara maksimal, permukaan daun akan kelihatan kuning pucat karena unsur nitrogen dalam tanah tidak mampu diserap oleh tanaman, tingkat kekebalan terhadap serangan hama dan penyakit akan melemah sehingga tanaman mudah terserang penyakit, tingkat produksi hasil akan menurun, bahkan bisa berakibat gagal panen. Adapun ciri–ciri tanamam yang berada dalam kondisi tanah yang netral yakni; kondisi tanaman terlihat hijau royo–royo karena penyerapan unsur hara berjalan secara maksimal, kondisi akar dan batang terlihat kokoh, menampilkan bentuk daun yang lebar, tebal dan hijau pekat, dan tingkat produksi hasilnya maksimal, serta memiliki tingkat kekebalan yang tinggi terhadap serangan hama dan penyakit.
Beberapa strategi yang bisa dilakukan oleh petani apabila
derajat keasaman tanah sudah berada di bawah angka enam, yakni; 1) Petani melakukan
rotasi penanaman dengan jenis tanaman atau famili yang berbeda. Hal ini
dilakukan agar kondisi PH tanah kembali netral atau dengan kata lain
mengembalikan unsur hara makro dan mikro dalam tanah yang sudah hilang. Contoh
rotasi tanaman dengan beda famili yaitu apabila pada fase pertama lokasi
ditanami cabe, maka pada musim berikutnya diganti dengan tanaman jenis kacang-kacangan,
2) Pemberian kapur pertanian atau dolomit. Kapur pertanian yang ditaburkan pada
tanah asam akan mampu mengembalikan tanah pada kondisi netral, 3) Kondisi tanah
yang asam perlu ditambah kandungan unsur hara makro, yaitu fosfat. Unsur fosfat
akan memampukan tanaman tetap tumbuh dalam kondisi PH tanah yang tidak normal.
Unsur hara fosfat akan bekerja untuk pertumbuhan akar baru dan memaksimalkan
pertumbuhan batang pada tanaman, sehingga tanaman mampu menyerap unsur hara
dalam tanah, serta mampu bertumbuh dan berproduksi secara maksimal.***
Komentar
Posting Komentar