Oleh Apriyanto Hangga, A.Md
Peternakan Babi adalah kegiatan yang menjadi kebiasaan pokok orang Sumba, yang sifat kegiatannya masih tradisional. Memelihara ternak babi bukan sebagai mata pencaharian tetapi sebuah rutinitas karena babi merupakan kebutuhan utama masyarakat Sumba dalam urusan adat istiadat, kematian, pernikahan atau acara-acara apa pun lainnya.
Saat
ini masyarakat Sumba sangat terpukul karena penyakit yang menyerang ternak babi
yakni Hog Kolera maupun virus ASF. Ribuan ekor babi di Sumba mati mendadak dan
tidak bisa diatasi sampai saat ini. Masyarakat terlihat pasrah dengan kondisi
yang terjadi dan tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya.
Materi yang disampaikan menggambarkan bahwa sebenarnya ada banyak jenis penyakit yang sering menyerang ternak babi dan perlu diketahui oleh peternak yakni:
- Defisiensi vitamin A
- Anemia
- Diare Putih
- Hog Cholera
- Agalactia
- Cacar
- Cacing bulat
- Pneumonia
- Virus African swine fever (ASF).
Hog Kolera
adalah penyakit yang sering menyerang ternak babi tetapi penyakit ini sudah
bisa diatasi karena sudah ada vaksin, sehingga tidak terlalu menakutkan bagi
masyarakat. Apabila ternak rutin divaksin pasti dijamin aman. Namun yang paling
berbahaya adalah virus African Swine Fever (ASF) atau dikenal dengan istilah
demam babi Afrika. ASF ini sangat berbahaya karena akibatnya fatal dan dapat
membunuh semua babi yang ada di sekitar lokasi yang terjangkit. Kemungkinan
virus inilah yang menyebabkan ribuan bahkan sampai belasan ribu babi di seluruh
Sumba mati. Parahnya, sampai saat ini virus ini belum ada vaksinnya.
Dari hasil diskusi ini ditarik beberapa kesimpulan:
- Setiap peternak harus menjaga kebersihan kandang
- Menjaga keseimbangan gizi ternak
- Melakukan vaksinasi rutin 6 bulan sekali dengan sistem 1 spuit/jarum suntik untuk tiap ekor babi
- Jika ada babi yang mati/sakit segera melapor pada penyuluh/dinas Peternakan.
- Jika ada ternak yang sakit harus dipisah dari kawanan ternak yang lain.
- Jika mengkonsumsi daging babi usahakan sisa makanan yang bercampur daging babi yang diberikan pada ternak babi.
Selama proses diskusi, peserta begitu aktif bertanya dan menyampaikan pengalamannya karena topik ini benar-benar baru menjadi permasalahan di Sumba dan sangat berkaitan dengan kegiatan masyarakat sehari-hari.***
Komentar
Posting Komentar