Memberdayakan Koperasi Tani
Nina Ndoda, Theologi, STT Lewa-Sumba
Lewa adalah salah satu
kecamatan yang ada di Kabupaten Sumba Timur dengan mayoritas
penduduk petani
yang menggantungkan harapan hidupnya dari persawahan. Jika Anda pergi ke kecamatan Lewa maka
mata anda akan dimanjakan dengan hamparan
persawaan yang sangat memukau. Tidak heran jika Lewa menjadi salah satu lumbung beras masyarakat
Sumba Timur. Beras
di pasar Sumba didominasi
oleh beras Lewa.
Namun sangat disayangkan,
kehidupan petani Lewa
masih sangat jauh dari sejahtera, padahal kalau dihitung tentu banyak keuntungannya, karena
dalam setahun petani di Lewa bisa panen
3-4 kali dengan memperoleh uang paling sedikit lima puluh juta rupiah. Namun, masih banyak
petani di Lewa yang susah mencari makan, banyak anak yang putus sekolah, rumah
tidak layak huni dan lain sebagainya. Tentu sangat ironis, tempat yang kaya akan lahan
persawahan
tetapi banyak penduduknya
masih hidup jauh dari
sejahtera.
Banyaknya petani yang terlilit utang dengan rentinir
merupakan salah satu penyebab tidak meningkatnya taraf hidup petani. Padi yang
baru selesai dipanen langsung diberikan rentenir untuk membayar hutang. Jika akan menanam padi lagi, para petani meminjam uang kepada
rentinir untuk membeli kebutuhan pupuk dan akomodasi lainnya, tidak peduli
bunga tinggi,
yang penting punya modal untuk memulai menanam padi. Mungkin inilah istilah
yang sering kita dengar,
tutup lubang gali lubang.
Memberdayakan koperasi tani merupakan salah satu jawaban
untuk mengatasi permasalah yang ada. Prinsip dari koperasi adalah kekeluargaan
dan gotong royong, dengan bunga kecil,
tentu akan membantu
petani memenuhi kebutuhan
ekonominya. Koperasi tani yang dibangun berdasarkan asas kekeluargaan dan
gotong royong tidak mudah
terpecah belah karena sudah memiliki dasar yang kuat. Selain bertujuan meningkatkan taraf ekonomi, koperasi tani berfungsi mewadahi petani bisa saling berbagi kiat-kiat sukses bertani.
Sehingga koperasi tani bisa menjadi ajang saling berbagi informasi dan
pengalaman.
Sangat diharapkan perhatian
dari pemerintah untuk
menghilangkan praktek rentenir yang merugikan warga, dan membantu masyarakat mengelola
koperasi tani seperti pelatihan pengelolaan
koperasi yang baik
dan lain sebagainya. Mari memberdayakan
masyarakat lewat koperasi karena sifat dasarnya masyarakat Indonesia adalah
gotong royong. Dengan
semangat gotong royong yang tinggi dan
pemberdayaan koperasi maka harapan kita bersama, tidak ada lagi petani yang lapar,
terlilit utang, sulit berobat dan lain sebagainya. Jaya terus Petani ku!
Nina Ndoda |
Komentar
Posting Komentar