Diberkati
Untuk Menjadi Berkat

Awalnya,
saya biasa saja, seperti mahasiswa lainnya yang menjalani rutinitas perkuliahan, mengikuti kelas, mengerjaakan tugas,
juga nongkrong di warung kopi kampus sambil melakukan
hal-hal yang tidak berfaedah seperti merokok dan merayu mahasiswi yang lewat.
Hingga akhirnya dipertengahan tahun 2017 tepatnya bulan Mei, saya diperkenalkan sebuah
organisasi pendampingan
mahasiswa yakni Stube-HEMAT Sumba. Saat itu saya diajak oleh Jufri Adi Papa dalam
sebuah kegiatan pelatihan entrepreunersip Stube-HEMAT Sumba yang diadakan di
GKS Umamapu Cabang Pambotandjara pada tanggal 12-14 Mei 2017.
Di sinilah awal saya
mengenal Stube-HEMAT Sumba, organisasi yang memiliki Misi terwujudnya kesadaran manusia,
khususnya mahasiswa dan pemuda, untuk memahami masalah disekitarnya. Dari
kegiatan ini ada satu hal yang saya petik “sekarang saatnya memulai langkah untuk
mewujudkan ide-idemu dan menjadi anak muda yang mandiri” sebagaimana
disampaikan oleh Trustha Rembaka,
koordinator Stube HEMAT Yogyakarta, yang saat itu berada di Sumba.
Dari sinilah petualangan
pikir dimulai, bahkan
menjadi jatuh cinta pada Stube-HEMAT Sumba. Mulai saat itu juga saya tidak ingin melewatkan
satu pun program yang
diadakan oleh Stube-HEMAT Sumba, salah satunya adalah pelatihan jurnalistik yang diadakan bulan Juni 2017. Saat pertama kalinya dalam sejarah Bangsa Indonesia memperingati
hari lahir Pancasila sesuai dengan Kepres Nomor 24 tahun 2017, dalam pelatihan yang bimbing oleh
Oskar Shaja yang merupakan kurator Waingapu.com, saya menghasilkan tulisan pertama
saya yang berjudul “peringatan berlabel Garuda” yang termuat di situs
Waingapu.com. Tulisan pertama saya ini begitu berkesan dan memotivasi saya melahirkan
tulisan-tulisan saya yang lain. Sungguh di luar dugaan, ada dorongan kuat dalam diri saya untuk membagikan ilmu yang sudah memberkati
saya menjadi wartawan di media lokal Suara Jarmas, kepada remaja dan pemuda. Untuk langkah
awal, saya bekerjasama
dengan SMAN 1 Pandawai dengan membuat pelatihan jurnalistik perdana ditingkat SMA pada
Agustus 2017 melalui komunitas Ana Tana. Komunitas ini saya bentuk sebagai ruang dan wadah
bagi pemuda dan remaja di Pandawai untuk menyalurkan kreativitas serta bakat mereka.

“Hari ini kalian diberkati dengan luar biasa
melalui kegiatan-kegiatan Stube-HEMAT, jadi harus membuktikan ‘impact’ dari rasa syukur
atas berkat ini untuk
menjadi berkat bagi
orang lain. Harus berbenah dengan segala kebiasaan lama,
biasakanlah melakukan hal yang benar, bukan membenarkan hal-hal yang biasa dilakukan,“ pesan Ariani Narwastujati,
direktur eksekutif Stube-HEMAT di Indonesia.
Akhirnya karena
saya diberkati,
maka saya bertekad untuk
menjadi berkat bagi yang lain. (STM).
Komentar
Posting Komentar