“Tidak
ada kebangkitan yang tanpa diawali dengan kematian. Syukur kepada Tuhan Yesus
yang telah menyerahkan hidupNya untuk mati di kayu salib dan menggantikan
manusia yang seharusnya dimurkai oleh Tuhan Allah. Syukur kepada Tuhan Allah
karena pada hari yang ketiga, Yesus bangkit dan hidup kembali! Tuhan Yesus
benar-benar menang atas maut. Jika tidak demikian, sia-sialah kepercayaan kita
kepada-Nya. Inilah iman Kristen. Melalui kematian dan kebangkitan Kristus, kita
dibenarkan dan diselamatkan dari hukuman dosa serta beroleh hidup yang kekal.
Ini menjadi pesan untuk merefleksikan kembali pengorbanan dan kasih Kristus
yang terbukti nyata, dan momen Paskah hadir untuk memperbaharui kehidupan.”
Ini
menjadi renungan dan refleksi Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Lewa (IKPML)
Waingapu dan Stube-HEMAT Sumba saat melakukan kegiatan aksi sosial sebagai
bentuk wujud syukur dan pelayanan kasih di sebuah Gereja Kristen Sumba (GKS)
Jemaat Kapunduk ranting Praimarada, di desa Matawai Padangi, kecamatan Haharu
pada hari Sabtu-Minggu, 14-15 April 2018.
Dalam kegiatan ini bahan yang disediakan untuk
pelayanan kasih dan sumbangan pembangun seperti pakaian bekas layak pakai,
sabun mandi, sabun cuci, shampo dan material seperti semen, beton dan kawat
ikat. Pelayanan kasih diperuntukkan bagi yatim piatu dan janda duda dan
keluarga yang tidak mampu
lainnya. Disela-sela kegiatan pelayanan kasih, peserta melakukan diskusi
bersama dengan masyarakat terkait permasalahan sosial yang ada dalam masyarakat
itu sendiri, seperti kekurangan pangan dan air bersih. Dua hal ini menjadi
kendala utama masyarakat di desa ini. Penduduk harus menempuh jarak 7-10 km dan
menyusuri bukit demi mendapatkan air untuk minum dan memasak.
Opang Maramba Djara, ketua IKPML Waingapu
menyampaikan dalam sabutannya, “Kegiatan ini
merupakan kesadaran kami sebagai mahasiswa untuk berbagi kasih dengan sesama
yang membutuhkan. Pelayanan kasih dan sumbangan untuk pembangunan gereja yang
kami berikan kepada jemaat di sini semoga menjadi berkat dan untuk memperluas
kemuliaan nama Tuhan”.
Jufri Adipapa, salah satu team Stube-HEMAT Sumba mengungkapkan
kegelisahan hatinya sekaligus bangga karena menyaksikan kondisi rumah ibadah
yang kurang nyaman dan memprihatinkan tetapi masyarakat di sini memiliki semangat
gotong royong yang kuat sehingga proses pembangunan gereja tetap terus berlangsung
sampai selesai dan bisa digunakan untuk beribadah, mendengarkan kebenaran
Firman Tuhan dengan rasa nyaman.
Matayewa Anakotak, Guru Injil gereja setempat menyampaikan
terima kasih atas kunjungan, pelayanan kasih dan sumbangan pembangunan kepada
jemaat di sini. Ia berharap kegiatan ini akan semakin mendorong jemaat dan
setiap orang percaya di Sumba untuk mendekatkan diri kepadaNya sebagai sumber
kehidupan dan sekaligus penyegaran iman melalui kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.
Komentar
Posting Komentar