Keberadaan Stube-HEMAT Sumba melewati sebuah perjalanan
panjang sejak 2008 hingga sampai saat ini
merupakan berkat Tuhan. Lembaga ini memfasilitasi anak muda dan
mahasiswa melalui pelatihan-pelatihan dan diharapakan bisa membentuk seseorang lebih
berkualitas demi masa depan lebih baik.
Pelatihan-pelatihan Stube-HEMAT Sumba
memperlengkapi mahasiswa di Sumba. Mereka mendapat manfaat secara pribadi maupun
untuk masyarakat seperti pembuatan kerajinan bambu yang ditekuni oleh Danial
Wolu Paraing di Kanjonga Bakul. Ia memanfaatkan bambu menjadi kerajinan yang
menghasilkan uang dan keterampilan ini mengantarnya menjadi pengajar di salah
satu SMP di Sumba Timur. Berikutnya, Sumitro Umbu Ndamung yang belajar bercocok
tanam bawang dan lombok di Yogyakarta, ia mendapat kesempatan dari Dinas
Pertanian mendampingi kelompok tani di desa asalnya, Kombapari, Katala Hamu
Lingu dan masih ada kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan aktivis Stube untuk
masyarakat.
Di tahun 2018 ini Stube-HEMAT Sumba memiliki
beberapa program antara lain HAM dan Kesetaraan Gender, Pertanian Organik, Sumber
Daya Manusia menghadapi Tuntutan Global dan Pariwisata: inventarisir Peninggalan
Budaya. Apa juga program tambahan yaitu Jurnalistik, Village & Me dan
Ekposur ke Stube-HEMAT Yogyakarta. Sebagai pembukaan program tahun 2018,
Stube-HEMAT Sumba mengadakan Ibadah pembukaan Awal Tahun program 2018 pada
tanggal 20 Januari 2018 dan mengundang
aktivis di beberapa kampus di Waingapu dan sekitarnya, Unkriswina, STT Terpadu,
STT GKS Lewa, GMNI dan IKPML.
Ada sekitar 26 orang peserta menghadiri ibadah
yang dilayani Pdt. Dominggus Umbu Deta, S.Th, koordinator Stube-HEMAT Sumba. Ia
menyampaikan firman Tuhan dari Mazmur 64:1-11 yang menegaskan bahwa apa pun
yang dilakukan harus didasari bersama Tuhan. Ada dua hal, pertama, sebagai anak muda, mahasiswa atau aktivis Stube-HEMAT, kita
harus memiliki pengharapan kepada Tuhan sebagai tempat perlindungan orang benar
yang hidup jujur, setia dan taat meski menghadapi kesulitan. Artinya, sebagai
team maupun aktivis Stube-HEMAT Sumba, lakukan setiap tugas dan tanggung jawab dengan
segala konsekuensi dengan keyakinan bahwa Tuhan selalu menyertai.
Kedua, orang benar harus bergantung dan berharap
pertolongan Tuhan. Orang percaya memiliki harapan, tidak hanya berdoa, memohon
dan meminta tolong, tetapi perlu iman yang kuat kepada Tuhan. Harus ada harapan
yang ingin diraih dalam satu tahun ke depan terkait program Stube-HEMAT Sumba.
Harapan inilah yang menjadi kekuatan untuk diwujudkan menjadi tindakan nyata. Benar
bahwa setiap pelayanan akan menghadapi tantangan yang tidak mudah, tetapi Mazmur
ini mendorong aktivis berani mendeklarasikan keyakinan sebagai “harapan” adanya
pertolongan Tuhan dalam setiap situasi (ayat 8-11).
Di akhir acara Stube-HEMAT Sumba memfasilitasi
dialog bersama dengan peserta berkaitan dengan Stube-HEMAT dan program-program.
Peserta berharap adanya kolaborasi kegiatan dengan organisasi-oraganisasi anak
muda dan perguruan tinggi yang ada di Sumba Timur.
Stube-HEMAT Sumba memasuki tahun kesepuluh.
Ini bukanlah suatu kebetulan tetapi ini adalah berkat Tuhan. Dari rencana dan
harapan itu Stube-HEMAT Sumba ikut ambil bagian untuk melahirkan generasi anak
muda yang mampu berkompetisi di berbagai bidang demi kemajuan Sumba. (Jufri Adipapa).
Komentar
Posting Komentar