Ke mana perginya anak-anak muda mahasiswa yang kuliah di Waingapu
ketika liburan semester? Biasanya mereka akan menghabiskan liburan di kampung
halamannya di desa. Mereka
berada di Waingapu dan Lewa untuk melanjutkan studi selepas SMA karena ada
beberapa perguruan tinggi di kota ini. Seseorang yang menempuh studi di
perguruan tinggi tentu memiliki pengetahuan tambahan yang bisa dibagikan kepada
orang lain. Stube-HEMAT Sumba melalui program 'ViMi'-Village & Me memberi
kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan sesuatu bagi desa mereka yang
tersebar di pulau Sumba saat liburan. Mereka merancang kegiatan yang bermanfaat
untuk kampung halaman mereka.
Tidak mudah bagi mereka untuk kembali
ke desa karena jarak yang jauh, sulit dan terkadang terisolasi, tak jarang harus naik dan turun bukit,
menyeberangi sungai-sungai, dan melewati jalan berbatu demi membagikan ilmu
mereka kepada penduduk di desa. Siapa saja mereka?

Ia mengungkapkan bahwa pengurus gereja setempat tergerak untuk mengaktifkan
kembali sekolah minggu dan kegiatan pemuda karena selama ini diabaikan dan
bahkan tak terurus. Masyarakat setempat pun bersepakat untuk lebih peduli
kepada anak-anak dan pemuda dan berharap kegiatan positif seperti ini dapat
berkesinambungan sehingga meningkatkan sumber daya manusia di desa.
Naomi Mora Kalak, berdasar
dari ilmu kuliahnya Pendidikan Agama Kristen di Sekolah Tinggi Teologia (STT) Terpadu,
Waingapu, Naomi melakukan pendampingan dan penguatan pada pemuda GKS Kakaha
cabang Lairandang, Ngadu Ngala yang berada di ujung tenggara kabupaten Sumba
Timur.
Ia sangat terkejut dan kagum dengan penerimaan dan penghargaan penduduk
setempat yang nampak begitu antusias dan semangat, karena jarang ada mahasiswa yang
saat liburan melakukan berbagai kegiatan yang bermanfaat dan melibatkan mereka,
seperti pendampingan anak-anak Sekolah Minggu, pendampingan
pemuda gereja dan Pemahaman Alkitab Rumah Tangga. Mereka sangat berharap
agar kegiatan ini dapat diperpanjang sehingga anak-anak dan pemuda di gereja dapat
belajar banyak hal dan rutin diadakan.
Sepritus Tangaru Mahamu, seorang
anak muda desa desa Laihobu, Kananggar, Sumba Timur yang kuliah di PDD
Peternakan Sumba Timur. Desanya terletak di kawasan yang terpencil sehingga
perlu melawati jalanan yang terjal untuk menuju ke sana. Sep, nama akrabnya,
kembali ke kampung halaman untuk memotivasi siswa SD Laihobu, meskipun berada
di daerah terpencil mereka tidak boleh terisolasi melainkan berjuang melanjutkan
belajar sampai di kota
Di sekolah ini ada 128 orang siswa kelas 1-6, namun hanya memiliki
empat guru sehingga seorang guru mengajar dua kelas bersamaan dengan fasilitas
mengajar yang minim. Ia membawa buku bacaan dan alat tulis untuk membangkitkan
semangat belajar siswa. Sep bersama penduduk setempat memetakan potensi lokal
desanya dan menemukan hasil pertanian yang bisa dikembangkan seperti kopi, pinang
dan sirih.
Yupiter Tanga Tawul, ia
dikenal sebagai aktivis mahasiswa Universitas Kristen Wirawacana Sumba, yang
bersaal dari desa Tanarara, Lewa, Sumba Timur. Yupiter memiliki keterampilan membuat
nutrisi dan vitamin untuk ternak sehingga Stube-HEMAT Sumba mendorongnya
melakukan pendampingan kepada penduduk desanya tentang membuat nutrisi vitamin tambahan bagi
ternak sapi, babi, kerbau, kambing dan ayam. Bahan pembuatan nutrisi vitamin tambahan terbuat dari jantung
pisang dan air gula.
Meskipun pendampingan berlangsung singkat penduduk antusias belajar
meracik bahan-bahan tersebut menjadi nutrisi dan vitamin untuk ternak. Saat ini
mereka telah mampu membuatnya sendiri dan bahkan pemerintah desa setempat akan
mengadakan pendampingan serupa bersama Yupiter.
Onira Tenggu Nalu, seorang
mahasiswa Sekolah Tinggi Teologia (STT) GKS yang berasal dari desa Umamanu, Lewa Tidas, Sumba Timur
menjadi peserta program ViMi untuk memfasilitasi anak-anak di sekolah
minggu dan pemuda dalam pendalaman Alkitab di GKS Umamanu cabang Kotak Maringu, cabang dari GKS Umamanu.
Melalui pendampingan dan
penguatan iman bagi anak-anak sekolah minggu dan pemuda gereja, ia berharap
mampu menggerakkan mereka untuk bertumbuh secara rohani dan aktif dalam
kegiatan gereja. Sedangkan berkaitan dengan pembagian buku-buku bacaan bagi
anak-anak, ia ingin menumbuhkan minat baca dan pengetahuan pada anak-anak di
desanya. Warga setempat antusias mendukung kegiatan Onira dan memberi kesempatan
kepadanya untuk mengembangkan kegiatan sesuai kreativitas yang dimiliki dan berharap kegiatannya dapat
dilanjutkan.
Nia Epa Hoy,
seorang aktivis mahasiswa Universitas Kristen Wirawacana Sumba yang bersemangat
mengikuti kegiatan program
ViMi-Village & Me. Secara pribadi Nia memiliki keterampilan
membuat pupuk organik cair dan padat dan pestisida organik. Ini yang
mendorongnya kembali ke kampung halamannya di desa Pepuwatu, kecamatan Nggaha
Ori Angu untuk melakukan pendampingan pembuatan pupuk dan pembuatan pestisida
organik kepada warga setempat.
Warga desa Pepuwatu antusias mengikuti setiap tahapan pembuatan
pupuk dan pestisida organik yang difasilitasi olehnya. Kini mereka memiliki keterampilan
tambahan membuat pupuk dan pestisida secara organik. Secara pribadi Nia merasa senang
karena bisa membagikan keterampilannya dan warga desa merespon dengan baik.
Berbahagialah orang yang datang membawa kabar baik. Setiap
pengetahuan dan pengalaman seseorang akan berharga jika dibagikan dan membangun
kehidupan masyarakat desa. Stube-HEMAT Sumba membuka kesempatan untuk mahasiswa
kembali ke desanya melalui program ViMi-Village & Me. Jadi, mulai pikirkan
dari sekarang apa yang akan dibagikan
untuk masyarakat di desa Anda? (TRU).
Komentar
Posting Komentar