Ternak
memiliki peran penting di masyarakat Sumba. Selain sebagai peliharaan dan
diambil dagingnya, ternak juga berfungsi sosial, yaitu sebagai kebanggaan
keluarga, urusan adat dan tabungan yang mudah dicairkan ketika membutuhkan uang.


Stube-HEMAT
Sumba menghadirkan fasilitator yang berpengalaman di bidang peternakan, seperti
Drh. Oktavianus Kale Rohi
dari Dinas Kesehatan Hewan kabupaten Sumba Timur yang membahas perkembangan
populasi ternak di Sumba Timur dan peran pemerintah dalam mengatasi penyakit
ternak, yaitu dengan mengenal penyakit-penyakit utama yang menyerang ternak di
Sumba Timur antara lain Anthraks, Surra dan cacingan.

Sedangkan
I Made Adi Sudarma S.Pt., M.Si., yang juga dosen Universitas Kristen Wirawacana
Sumba menguraikan Analisis Usaha Ternak. Topik ini bermanfaat bagi mahasiswa
ketika akan memulai usaha ternaknya. Selain itu, materi ini juga membantu meningkatkan
efisiensi pendapatan dan sebagai alat evaluasi usaha peternakan yang dilakukan.
Seorang
praktisi peternakan melengkapi pelatihan saat ini, Umbu Maramba Mbahi S.Pt.,
peternak yang tinggal di kawasan Praiwora, Waingapu, Sumba Timur secara terbuka
membagikan pengalamannya dalam usaha peternakan dan berbagai manfaatnya. Ia
memelihara ternak babi dan itik. Dari ternak babi ia mendapat dagingnya dan limbah
kotoran babi untuk biogas. Tak hanya itu, limbah biogas cair dan padat
digunakan untuk pupuk, sedangkan limbah itik untuk pakan lele.
Salah
satu peserta dari kampus Unkriswina, yang biasa disapa Mersy, bertanya “Pemerintah
berperan dalam peningkatan produksi ternak, contohnya melalui IB (inseminasi buatan)
pada ternak sapi. Pertanyaannya, apakah tidak ada efek samping pada ternak?” Fasilitator
menjawab, faktor resiko pasti ada, tetapi pemerintah berusaha meminimalisir dan
segala regulasi tentang ternak sudah diatur oleh manajemen kesehatan yang
dipadukan dalam sentuhan teknologi.
Di
akhir acara pelatihan peserta membahas rencana tindak lanjut (RTL). Salah
satunya adalah kunjungan belajar ke salah satu fasilitator, yaitu Umbu Maramba
Mbahi di Praiwora untuk mendalami teknik pembuatan kandang, pakan, dan
pencegahan penyakit pada ternak.
Ada harapan
besar peserta pelatihan secara pribadi mulai membuat rencana jangka pendek,
menengah dan panjang dan melakukan bertahap sehingga rencana terealisasi. Ini saatnya
mencipta lapangan kerja bagi diri sendiri dan bahkan bagi orang lain, menjadi
berkat bagi sesama. (Meliani Retang)
Komentar
Posting Komentar