Kesejahteraan
dan hidup berkecukupan menjadi angan-angan setiap orang dan mereka berusaha
sekuat tenaga dan berbagai cara untuk mewujudkan kehidupan yang sejahtera.
Kemampuan seseorang mewujudkan kesejahteraan dipengaruhi oleh cara berpikir,
pengetahuan, keterampilan dan semangat yang ada dalam dirinya.
Cerita-cerita
sukses Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri memancing keinginan
anak-anak muda daerah, salah satunya Sumba, melakukan hal yang sama demi
peningkatan ekonomi mereka dan keluarganya. Namun hasrat menjadi tenaga kerja
di luar negeri belum diimbangi dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai
yang memampukannya berkompetisi secara global.
Adapun
beberapa faktor pendorong menjadi TKI antara lain, ekonomi keluarga
yang tidak
mampu mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, masalah dalam keluarga yang membuat
mereka harus pergi ke negeri orang dan TKI menjadi tempat pelarian, pola pikir bahwa di luar Sumbalah
mereka lebih banyak mendapatkan uang, pendidikan rendah karena putus sekolah.
Jika
melihat angka pengangguran propinsi NTT menurut data BPS tahun 2015 berjumlah
88.446 jiwa, maka ini bisa menjadi alasan mengapa orang-orang muda mengambil
jalan pintas mencari pekerjaan di luar Indonesia. Pertanyaannya adalah, apakah menjadi
tenaga kerja di luar negeri yang biasanya pembantu rumah tangga dan buruh
adalah satu-satunya pilihan?
Jeli melihat potensi lokal
Jika mau melihat alam
Nusa Tenggara Timur, setiap daerah memiliki keunikan dan keunggulan masing-masing.
Sumba, salah satu pulau di NTT begitu kaya dengan sumber daya seperti dalam hal pertanian,
peternakan, perkebunan, kerajinan tenunan, makanan lokal, pantai, perbukitan hutan dan air terjun dan sebagainya. Semua ini bisa dikelola oleh orang-orang muda
Sumba. Pertanian
menjadi strategis karena kebutuhan pangan menjadi kebutuhan pokok manusia
seperti beras, ubi, sayuran dan bahan makanan lainnya.
Selain
itu, ternak khususnya kerbau dan babi menjadi penting karena dibutuhkan dalam
adat. Ini menjadi peluang bagi penyedia kebutuhan ternak. Kemudian tenunan Sumba, yang sebenarnya perempuan Sumba
memiliki talentanya
untuk menenun kain Sumba yang dihargai
tinggi sesuai
motif-motif dan tingkat kesulitannya. Belum lagi pantai-pantai dengan berbagai keunikan ombak,
tebing dan warna laut dan pasirnya dilengkapi dengan sajian makanan khas beras
jagung, daging babi panggang dan camilan manggulu.
Perhatian pemerintah dan gereja
Pemerintah dan
gereja harus memberi perhatian penuh terhadap hal ini pemerintah daerah di Sumba
mestinya berinisiatif mengambil langkah pemberdayaan masyarakat berbasis desa, membuka lowongan kerja alternatif,
memfasilitasi usaha berbasis pertanian dan mempromosikan hasil kreativitas masyarakat yang ada.
Kemudian
gereja bisa
menyediakan wadah pemberdayaan jemaat melalui dukungan dan bimbingan berupa pelatihan-pelatihan di
Gereja yang bekerjasama dengan sinode atau lembaga lainnya, misalnya kursus menjahit
atau tenun ikat Sumba mulai punah karena anak muda Sumba kurang berminat. Selain itu dana koperasi gereja bisa memberi
pinjaman modal untuk membuka usaha demi peningkatan ekonomi rumah tangga.
Jadi, apakah bekerja menjadi TKI satu-satunya pilihan? (Feberiana Leba Taga)
Jadi, apakah bekerja menjadi TKI satu-satunya pilihan? (Feberiana Leba Taga)
Komentar
Posting Komentar