Menulis adalah kegiatan
yang bisa dilakukan oleh setiap orang. Melalui menulislah seseorang dapat mengekspresikan ide-idenya serta mengungkapkan
apa yang dialaminya. Ironisnya, tidak banyak kaum muda yang berminat menekuni
bidang penulisan karena berbagai faktor, seperti kemalasan, keterbatasan pengetahuan dan alasan
kesibukan. Sebenarnya
menulis mudah dilakukan jika mempunyai kemauan yang muncul dari dirinya, pengetahuan
yang berkembang serta keterampilan menyusun kata-kata. Aktivitas menulis yang
dilakukan kaum muda
amatlah penting karena seorang penulis menambah teknik menulis, tahu cara mengumpulkan
data.
Stube HEMAT Sumba sebagai lembaga pendampingan
mahasiswa di Sumba menyadari pentingnya kemampuan menulis di kalangan mahasiswa
maka Stube-HEMAT Sumba berinisiatif melakukan pelatihan menulis untuk mahasiswa
di STT GKS LEWA yang difasilitasi oleh Trustha Rembaka, koordinator Stube HEMAT
Yogyakarta dan
didampingi oleh Apriyanto Hangga, A. Md, salah satu team Stube-HEMAT
Sumba.


Kelas menulis dilakukan
beberapa kali, yaitu pertama, Senin, 8 Mei 2017 diikuti 12 orang peserta yang
membahas pentingnya menulis, mengasah kreativitas dan kiat-kiat menulis. Kedua, Selasa, 9 Mei 2017 dengan peserta 11 orang
membahas mengenai cara menulis, jenis-jenis tulisan dan kerangka penulisan.
Beberapa jenis tulisan yang dipelajari, antara lain puisi, untuk mengungkapkan
perasaan penulis, dalam kelas ini khususnya tentang isu sosial. Reportase, sebagai laporan peristiwa atau kejadian. Kisah atau feature, yang menceritakan
sesuatu kisah atau
tokoh yang memberi pengaruh positif bagi masyarakat. Wawancara, sebuah sarana yang baik karena
ada dialog dengan narasumber untuk menggali informasi. Opini, mengkaji suatu
masalah dan penulis memberikan pendapat yang membuka pemahaman khalayak umum. Ketiga, diadakan Rabu, 10 Mei 2017
berupa praktek wawancara langsung dengan IG Made Raspita, seorang tokoh
penggerak pertanian dan peternakan Yayasan Sumba Sejahtera (YSS) di Lewa.

Trustha, sebagai
fasilitator memaparkan materi dengan baik, fleksibel dan dekat dengan peserta karena
selalu ada dialog sehingga kegiatan ini benar-benar bermanfaat bagi para
mahasiswa. Sekalipun waktu perkuliahan padat peserta tetap bersemangat dan meluangkan waktu untuk turut serta
di dalamnya
karena kerinduan untuk mengasah keterampilan menulis.
Melalui kegiatan ini para
peserta tidak cukup hanya tahu tentang pentingnya menulis dan metode dalam
menulis, tetapi mampu mempraktekkan pengetahuan yang telah didapatkan seperti
menulis puisi, reportase, kisah dan wawancara. (Yendri Kati Amah).
Komentar
Posting Komentar