Entrepreneurship: Promosi dan Pasar di Era Digital







Sumba, sebuah pulau di provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki daya tarik seni budaya dan kerajinan tradisional, alam dan pemandangan yang eksotik serta pantai-pantai dan air terjun yang ‘manandang’ (bahasa Sumba: cantik/indah). Pemanfaatan potensi daerah menjadi alternatif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Generasi muda di Sumba perlu jeli melihat peluang dari potensi yang ada sehingga mampu menjadi aktor penggerak untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Sumba. Pelatihan Entrepreneurship dengan topik “Promosi dan Pasar di Era Digital” yang dilaksanakan Stube HEMAT Sumba menjadi salah satu jawaban untuk mempersiapkan anak-anak muda menjawab tantangan ke depan.


Pelatihan ini diselenggarakan pada hari Jumat-Minggu, 12-14 Mei 2017 di GKS Umamapu cabang Pambotandjara dan diikuti dua puluh empat mahasiswa dan pemuda gereja. Kasbuana Engge Hudilimu, guru Injil gereja setempat, menyampaikan firman Tuhan tentang talenta. Ia mengajak peserta mengenali bakat yang diberikan Tuhan dan mengembangkan sebaik-baiknya. Selanjutnya Trustha Rembaka, koordinator Stube-HEMAT Yogyakarta dengan topik Mengasah Kreativitas Anak Muda menantang peserta memunculkan ide-ide kreatif sebanyak-banyaknya, tetapi ide yang sudah disebutkan salah satu peserta tidak boleh disebutkan lagi oleh peserta berikutnya. Peserta mengakui bahwa tidak mudah menemukan ide-ide baru, kemampuan ini harus terus diasah.


Narasumber lain, Handrianus Vianey Melin Wula, S.Kom, M.Si, dosen di Universitas Kristen Wira Wacana Sumba memaparkan Entrepreneurship dan Digital Marketing sebagai strategi populer dan digunakan oleh hampir sebagian besar pemasar di dunia. Digital marketing lebih efisien waktu, jangkauan luas sepanjang terkoneksi internet dan biaya operasional lebih kecil dibanding pasar biasa. Kelemahan sistem ini adalah keamanan rendah, harus meyakinkan konsumen dengan sistem baru untuk bertransaksi. Mahasiswa bermodal kecil bisa memulai bisnis berbasis digital atau internet, syaratnya jeli melihat peluang, berdasar hobi, punya cukup pengetahuan dan keterampilan, mau belajar dan moralitas demi menjaga kepercayaan.


Peluang berwirausaha di era digital semakin terbuka ketika Jefonses Yarsian Pote, S.Kom, M.Kom, dosen di Universitas Kristen Wira Wacana Sumba berbagi pengalaman. Yarsian Pote adalah seorang programmer komputer dan pembicara berbagai seminar dan pelatihan. Selama kuliah di Yogyakarta ia memanfaatkan internet sebagai sarana pemasukan sampingan dengan cara membuat video pendek dan mem-posting di Youtube. Dengan tahapan tertentu ia mendapat income berdasar jumlah tayangan dari videonya. Ia menyarankan agar gadget peserta tidak hanya sebagai alat foto selfie tetapi penghasil uang, yakni misalnya dengan membuat video pendek tentang keunikan budaya, tempat wisata yang alami dan kehidupan sehari-hari di Sumba. Meskipun jaringan internet di Sumba belum sebagus di Jawa, tetapi kreativitas tidak kalah apabila terus diasah.


Pengalaman Septi Dadi, S.Pd, guru Matematika di SMP Negeri 1 Waingapu berbisnis online memancing peserta untuk memulai bisnis. Septi, alumnus salah satu kampus di Yogyakarta dan aktivis Stube-HEMAT Yogyakarta memulai bisnis fashion online. Awalnya ia belum memahami dan mengalami kerugian karena salah hitung biaya kirim, tetapi ia terus belajar. Perlahan tetapi pasti, usahanya menjadi income tambahan. Selain itu, ia juga membuka les privat matematika. Ia menekankan bahwa berbisnislah dari hobi, berani mencoba dan mau bertanya kepada orang yang sudah berwirausaha.

Di akhir pelatihan, peserta menulis keadaan dirinya lima tahun yang akan datang, bekerja di bidang apa atau berbisnis apa. Seorang peserta bernama Putra Jayadi mengatakan, “Saya ingin berbisnis mebelair karena saya bisa membuat mebel dan punya alat dan tempat produksi”. Sementara Trias, mahasiswa AKN Waingapu, jurusan pakan ternak, sudah merintis usaha fermentasi pakan ternak yang proses pembuatannya mudah dan sederhana tetapi bergizi untuk perkembangan ternak. Beda lagi dengan Naser yang saat ini sudah berbisnis telur bebek dan keuntungannya untuk membiayai kuliah.



Saatnya anak muda dengan semangat dan ide-ide kreatifnya mulai membangun kemandirian diri melaui wirausaha. Kemauan dan ketekunan menjadi kunci keberhasilan dalam mengembangkan bisnis yang diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. (TRU).


 


Komentar