Dalam rangka
meningkatkan kepekaan mahasiswa dan pemuda gereja untuk
melihat permasalahan sosial yang ada di sekitarnya, Stube HEMAT Sumba menggelar
pelatihan Analisis Sosial. Meskipun peserta tidak melakukan Ansos murni,
tetapi peserta
dilatih melakukan analisis khusus
masalah pemuda dan kesempatan kerja di Sumba. Dihadiri 29 peserta, pelatihan ini berjalan
dengan baik dan peserta aktif berpartisipasi di setiap sesi acara. Kegiatan dalam pelatihan ini dibagi menjadi kegiatan in-class dan kegiatan out-class. Kegiatan out-class memberi waktu kepada peserta melakukan
riset masalah kesempatan kerja.

Dalam
pelatihan ini, Drs Umbu Hapu Mbeju, M.Si,
kepala dinas tenaga kerja dan transmigrasi Kabupaten Sumba Timur hadir sebagai pembicara yang membawakan materi
seputar permasalahan tenaga kerja. Sesungguhnya yang terjadi di Sumba Timur adalah ketersediaan lapangan kerja formal sangat tak berbanding dengan laju tenaga kerja, karena itulah sangat diharapkan agar
para pemuda Sumba jangan bergantung
pada lapangan kerja formal, tetapi bekalilah diri untuk terjun ke dunia kerja non formal yang ketersediaannya jauh lebih besar. Alam Sumba sangat
menjanjikan, dan peluang itu sangat besar jika anak muda peka dan memiliki
pemikiran yang kritis, mau bekerja keras
serta siap memulai tanpa ragu. Para pencari kerja yang
didominasi sarjana lebih mengandalkan bidang formal sehingga saat ini
pengangguran di Sumba Timur didominasi para kaum muda yang bergelar sarjana karena gengsi untuk bekerja di bidang
pertanian, peternakan dan bahkan pariwisata yang sangat menjanjikan saat ini, atau bidang-bidang kerja non formal lainnya. Selain itu, karena terbatasnya peluang kerja
banyak terjadi migrasi tenaga kerja keluar pulau bahkan keluar negeri menjadi TKI.
“Saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Stube-HEMAT Sumba dengan berbagai kegiatan
dalam rangka mempersiapkan SDM yang baik bagi generasi muda Sumba. Bahkan saya siap berkolaborasi dengan Stube-HEMAT Sumba untuk mengatasi masalah
kesempatan kerja di Sumba dan menyiapkan
hal-hal yang mendukung tersedianya
lapangan kerja baru dari segi non-formal”, imbuhnya di sela-sela pemaparan materi.
Pembicara lainnya adalah Oktavianus Landi, ST, anggota Komisioner KPUD yang berbicara bagaimana peserta bisa mengenal dan memahami cara kerja dan perangkat untuk melakukan analisis terhadap suatu permasalahan sosial yang sedang
terjadi. Ansos merupakan upaya untuk
mendapatkan gambaran suatu masalah sosial beserta akar masalahnya, sehingga Ansos dapat diartikan sebagai upaya untuk memperoleh
gambaran yang menyeluruh atas masalah sosial atau situasi sosial yang terjadi. Sedangkan Masalah Sosial adalah
suatu kondisi yang tidak diinginkan
dan tidak sesuai dengan harapan masyarakat maupun nilai dan standar sosial yang berlaku yang menimbulkan penderitaan dan kerugian. Berangkat dari hal tersebut maka Ansos hadir sebagai instrumen untuk memotret,
menggali dan memahami
realitas
soaial secara utuh dan lengkap.
Setelah pelatihan, para peserta diminta untuk
melakukan pengamatan dan observasi atas permasalahan ketenagakerjaan di Sumba
dan dituliskan untuk didiskusikan kembali pada pertemuan tindak lanjut. Selamat
berproses. (SHS).
Komentar
Posting Komentar