“Yuk ngobrol pakai bahasa
Inggris!” Ajakan ini bisa jadi dihindari sebagian besar mahasiswa, karena
merasa tidak memiliki kosakata yang cukup. Tapi bagi sebagian lagi merasa bahwa
ini adalah tantangan yang harus dihadapi. Benar, berbahasa adalah kombinasi
pengetahuan, keterampilan dan seni, jadi kemampuan berbahasa ini akan semakin
terasah ketika dilakukan secara berkelanjutan. Demikian pula di Sumba,
kemampuan berbahasa Inggris perlu dikembangkan di kalangan anak muda dan
mahasiswa Sumba untuk membantu memampukan mereka membangun komunikasi antar
manusia di tengah keragaman bahasa di dunia, menguasai berbagai ilmu dan
pengetahuan, bahkan, berkompetisi dalam dunia kerja secara global.



Dari kacamata instruktur,
Salmon Pandarangga, S.Si., M.Si, peserta rata-rata antusias dengan materi yang
diberikan, kemampuan memang harus terus ditingkatkan, juga harus menciptakan
kelompok teman yang bisa diajak belajar dan bercakap memakai bahasa Inggris, terlebih
untuk bisa mempromosikan Sumba ke tingkat dunia. Hal ini dibenarkan oleh
Trustha Rembaka, S.Th, koordinator Stube HEMAT Yogyakarta yang berkesempatan
menjadi instruktur untuk beberapa kali pertemuan saat berada di Sumba. “Peserta
nampak antusias dalam belajar bahasa Inggris meski beberapa kali menemui
kata-kata baru dan harus mencari artinya di kamus. Sebagai teknik lain, pertemuan diadakan di
luar ruang, di bawah pohon cendana, karena panas menyengat atap seng rumah di
Waingapu. Dan di akhir tahapan belajar bahasa Inggris, peserta menjalani tes
berupa ‘text reading’ dari sebuah
bagian bacaan” jelasnya.
Yuk, teman muda
promosikan Sumba dengan memakai bahasa Inggris. (TRU).
Komentar
Posting Komentar