Pada hari Senin 24 Agustus 2014 saya ke gereja GKS Kombapari
untuk beribadah Minggu. Sebelum ibadah dimulai, saya ditemui oleh ibu Elisabeth
Rihi, isteri Pdt. Yohanis Umbu Tunggu Djama, dengan wajah yang sangat ceria, ia
meminta saya untuk segera menemuinya di pastori setelah ibadah Minggu. “Aduh,
ada apa ya, saya penasaran deh” pikirku.
Selepas ibadah, saya langsung ke pastori untuk menemui
beliau, setelah sampai di pastori beliau hanya tersenyum dan membuat saya semakin
penasaran. Tiba-tiba beliau bertanya,
"Nona, mau tidak Nona pergi ke Yogyakarta? Tanya ibu Elisabeth Rihi.
“Mau, mau!”
jawabku dengan mantap. “Tapi, ke Yogyakarta dalam rangka apa, Bu?” tanyaku
kemudian. Ibu Elisabeth menjelaskan bahwa ini kegiatan Stube-HEMAT Sumba. Saya
terkesan dengan penjelasannya dan membuat saya semakin tertarik. Setelah pulang
ke rumah, saya memberitahu kedua orang tua saya dan saya pun menjelaskan tujuan
saya pergi ke Yogyakarta. Akhirnya mereka pun mendukung dan mengijinkan saya mengikuti
kegiatan tersebut.
Hati berdebar-debar menunggu pelaksanaan kegiatan belajar di
Yogyakarta ini. Tiba-tiba hari Jumat saya ditelepon Pdt. Dominggus Umbu Deta,
S.Th., koordinator Stube-HEMAT Sumba untuk bertemu dengan teman-teman di sekretariat
Stube-HEMAT Sumba di Waingapu dan diberitahukan jadwal berangkat ke Yogyakarta.
Saya sangat bersyukur bisa mengikuti pelatihan Stube-HEMAT
Sumba, karena melalui pelatihan ini saya bisa lebih mendalami tentang kreativitas
dan seni. Selain itu saya juga bisa mendapat teman baru serta
pengalaman-pengalaman yang tentunya berguna bagi masa depan saya. (FEN)
Komentar
Posting Komentar